Kemenag Imbau Umat Islam Gelar Salat Gerhana Bulan dan Doakan Keselamatan Bangsa

Kemenag Imbau Umat Islam Gelar Salat Gerhana Bulan dan Doakan Keselamatan Bangsa

Fenomena Gerhana Bulan: Kemenag Ajak Umat Islam Laksanakan Salat Khusuf dan Doa Keselamatan Bangsa

wartanusantarapost.com – Kementerian Agama (Kemenag) menyerukan kepada umat Islam untuk melaksanakan salat gerhana bulan (khusuf) saat fenomena alam ini terjadi. Imbauan ini bukan hanya untuk memperkuat ikatan spiritual, tapi juga sebagai momen refleksi dan doa keselamatan bangsa.

Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, menyampaikan bahwa umat Islam dianjurkan melakukan salat sunnah gerhana, sekaligus memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan doa agar pandemi cepat berlalu dan negara senantiasa dirahmati.

Dasar Syariat Salat Gerhana dan Anjuran Doa

Salat gerhana (khusuf) merupakan salat sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW ketika terjadi gerhana matahari maupun bulan. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, Nabi mengatakan:

“Kalau kalian melihat gerhana, maka doalah kepada Allah dan dirikan salat hingga gerhana selesai.”

Kemenag mendorong agar umat Muslim memanfaatkan momen ini sebagai panggilan spiritual. Selain salat gerhana, umat dianjurkan memperbanyak istighfar, taubat, doa, sedekah, dan amal kebajikan lainnya menjelang atau saat gerhana berlangsung. Anjuran ini berlaku meski gerhana hanya sebagian—gerhana sebagian tetap direspons dengan salat dan doa.

Pencegahan dan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi

Walaupun salat gerhana sunnah, Kemenag tetap mengingatkan umat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 5M saat menunaikan ibadah ini—mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Jika wilayah berstatus zona merah atau oranye, masyarakat dianjurkan melaksanakan salat gerhana di rumah masing-masing. Namun jika kondisi aman (zona hijau atau kuning), salat bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau lapangan sambil tetap menerapkan prokes ketat.

Tuntunan Tata Cara Salat Gerhana yang Disunnahkan

Menurut tradisi syariat, salat gerhana dilakukan dalam dua rakaat dengan tata cara spesifik:

  1. Niat dalam hati

  2. Takbiratul ihram seperti salat biasa

  3. Baca Al-Fatihah dan surat panjang dengan suara dikeraskan (jahr)

  4. Dua kali ruku’i dan dua kali sujud di setiap rakaat

  5. Tidak disertai azan atau iqamah

  6. Setelah salat, imam menyampaikan khutbah pendek, mengajak zikir, doa, dan amal kebaikan lainnya.

Gerhana & Momentum Kebersamaan Umat Islami

Momen gerhana bulan tidak hanya fenomena astronomis, tapi juga waktu refleksi spiritual besar dengan berdoa bersama. Kemenag mengajak agar umat Islam memaknai gerhana sebagai panggilan untuk memperkuat iman, mempererat silaturahmi, dan memperkuat harapan akan berakhirnya pandemi serta kesuksesan bangsa.

(Penutup)

Kesimpulan Singkat

  • Focus keyphrase: Kemenag imbau umat Islam salat gerhana bulan digunakan secara alami.

  • Salat gerhana dianjurkan berdasarkan sunnah Nabi SAW.

  • Doa dan amalan baik ditekankan terutama untuk keselamatan dan pemulihan pandemi.

  • Prokes tetap wajib diperhatikan, termasuk pelaksanaan di rumah untuk daerah rawan.

  • Tata cara salat gerhana dan khutbah ikut mendukung kesadaran spiritual kolektif.

Harapan dan Aksi Sosial Selanjutnya

Harapannya, Gerhana Bulan tidak hanya jadi fenomena langit, tapi menjadi momen spiritual yang memperkuat kepedulian sosial dan kebersamaan. Semoga doa dan amal kebaikan bersama bisa membawa kedamaian, negara aman, dan pandemi segera usai.